Untuk pertama kalinya di dunia, Trash to Trend memperkenalkan lini busana
yang diproduksi dari hasil daur ulang alias upcycle.
Ini tentu merupakan tonggak besar bagi para pecinta mode yang juga sadar untuk
ramah lingkungan. Upcycling merupakan sarana daur ulang limbah tekstil untuk
menciptakan produk berkualitas tinggi.
Adapun koleksi Trash to Trend merupakan produksi massal pertama dengan konsep
pakaian upcycled. Koleksi ini diproduksi dengan mengunakan lebih sedikit air,
energi, dan limbah produksi.
Upcycling merupakan sarana daur ulang limbah tekstil untuk menciptakan produk
berkualitas tinggi.
Koleksi Trash To Trend dirancang oleh Reet Aus, seorang desainer dan pemain
teater yang tengah menyelesaikan studi doktoralnya di Akademi Estonia of Arts.
Dia menulis tesis yang mengusulkan konsep Trash To Trend berupa model yang
memungkinkan perancang busana untuk membuat pakaian daur ulang yang ramah
lingkungan.
Niatnya adalah untuk mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan, tapi masih
bisa memproduksi pakaian secara massal.
Dalam situs web Trash to Trend, tidak hanya ditampilkan hari setiap item, tapi
juga perancangnya dan lokasi yang digunakan sebagai tempat pembuangan limbah.
hidup dari sisa makanan pada plak. Ibarat manusia, koloni
bakteri itu memakan sisa makanan tersebut, mencernanya, lalu mengeluarkan sisa
metabolismenya. Aktifitas tersebut menghasilkan zat-zat asam yang merusak
mineral gigi.Plak paling mudah menempel pada perbatasan antara mahkota gigi dengan gusi. Tidak mengherankan, kerusakan gigi sering berawal di daerah tersebut.
Bakteri menggerogoti gigi di area tersebut hingga terbentuk semacam parit yang makin memudahkan plak menempel dan menumpuk.
Keberadaan tumpukan plak tersebut akan memicu reaksi pertahanan pada gusi. Reaksi itu muncul dalam bentuk peradangan gusi yang menandakan sistem kekebalan tubuh sedang berupaya melawan invasi bakteri agar tidak sampai masuk ke daerah akar gigi.
"Saat itulah gusi mudah berdarah. Tidak hanya saat menyikat gigi, darah dari gusi bisa saja keluar begitu saja," kata Yudha.
Gusi berdarah seharusnya disadari sebagai tanda ada problem pada gigi dan gusi. Namun karena tidak menimbulkan nyeri, hanya terjadi sesaat dan darah yang keluar mudah dihilangkan dengan berkumur, banyak orang mengabaikan tanda itu.
Ketika diabaikan, aktivitas bakteri akan berlanjut hingga menginfeksi daerah akar gigi. Kondisi yang demikian, selain bisa menimbulkan infeksi fokal juga menyebabkan rusaknya jaringan penyangga gigi (periodontal), menimbulkan apa yang disebut periodontitis.
"Periodontitis membuat seseorang mudah kehilangan gigi. Gigi bisa tanggal tiba-tiba," ujar Yudha
No comments:
Post a Comment