Thursday, May 9, 2013

Mimpi Kecilku


Air embun menghiasi dedaunan pagi, menebarkan bau basah yang menyegarkan. Begitu juga dengan sang surya yang mulai mengintip dari sudut cakrawala, membangunkanku tidur lelap dengan lembutnya. Pagi baru, semangat baru, dan harapan baru terbuka kembali, memberi harapan untuk mengejar mimpi kecilku. Ya, aku tidak lupa akan mimpi kecilku, mimpi menjadi seorang dokter!
“Gantungkan cita - citamu setinggi langit!” Itulah kalimat yang membuatku berani bercita - cita. Memang sederhana tapi mampu membakar semangatku. Jarum jam terus bergerak, mengingatkanku bahwa waktu masih berjalan. Akan terus ku kejar mimpi itu, tak peduli kemana saja asalkan mimpi itu dapat ku raih. Setiap saat akan kugunakan untuk mimpi kecilku.
“KRRRRIIIIIIING!!! KRRRIIIING!!!! KRRIING!!” Bel tanda masuk sekolah telah berbunyi. Inilah saatnya, kembali dalam proses meraih mimpi. Namun, tak terkira, tiba - tiba wali kelasku masuk. Kemudian, ia memanggil kami satu persatu untuk menanyakan tujuan kelas penjurusan. Kini giliranku pun tiba, ia menanyakan hasil psikotest, nilai rapor, dan minat ku. Karena nilai IPS ku lebih tinggi, maka ia menyarankan ku untuk berpikir ulang. Namun, karena aku tetap yakin ia hanya bias menyarankanku untuk belajar lebih giat lagi dalam pelajran IPA.
Kini waktunya pulang, seperti biasa aku pulang sendri dengan menggunakan angkutan umum. Dalam perjalanan pulang aku memikirkan perkataan wali kelas ku tadi. Kembali masuk dalam dunia khayalan yang indah. Membayangkan aku dapt menjadi dokter yang sukses. Membantu menyelamatkan banyak nyawa. Tapi kau tersadar, aku harus bangun khayalan dan mewujudkan mimpi kecilku! Ya, inilah jalan yang harus kulalui setiap harinya untuk menuju rumah, melihat beberapa pengemis yang mungkin adalah pernah terjangkit penyakit kusta. Dan itulah salah satu  alasannya! Alasan kenapa aku memiliki mimpi ini.
Kini mereka kembali terlihat didepan mataku. Melihat itu seperti api yang membakar semangat ku. Telah ku putuskan, aku akan tetap mengejar mimpi kecilku. Mimpi yang memiliki arti besar untukku dan mungkin untuk mereka. Namun, aku tahu, aku takkan mampu berjalan sendiri. Aku membutuhkan Dia yang mahakuasa untuk campur tangan dalam rencanaku yang mungkin juga merupakan rencana-Nya. Coba untuk membangun kembali semangat baru, dengan doa, tekat, dan mimpi.Sekarang aku tersadar, tak peduli sebesar apa mimpi itu. Semua orang punya mimpi yang harus dikejar dengan caranya sendiri. Begitu juga denganku yang mengejar mimpi kecilku dengan cara sederhana ini. Ora et labora belajar dan berdoa, sederhana tapi telah menunnjukkan semua. Berusaha dan berdoa itulah cara mengejar mimpi yang mungkin terkadang terdengar sukar diwujudkan tapi di tangan Tuhan semua dapat terjadi. Sekarang inilah saatnya membuktikan bahwa kita mampu, kita berusaha dan Tuhan pun turun membantu perjuangan kita.
Hari demi hari telah berlalu, inilah ujung keputusan dari segala usahaku dan rencana Tuhan. Pengambilan rapor pun tiba, dan hasilnya pun keluar. “Aku berhasil! Ya, berhasil! Aku  masuk kelas IPA!” Kegembiraan yang sangat indah untuk waktu ini. Kini satu langkah telah terlewati dan akan muncul langkah serta kerikil kecil yang menanti di depan sana. Namun, kuyakin, bersama dengan-Nya semua dapat kulalui karena Ia sunguh baik dan tak pernah meninggalkanku. Harapnku satu - satunya adalah berhasil meraih mimpi kecil yang telah lama ku gantungkan dilangit tinggi.

No comments:

Post a Comment