Air embun menghiasi dedaunan pagi, menebarkan bau
basah yang menyegarkan. Begitu juga dengan sang surya yang mulai mengintip dari
sudut cakrawala, membangunkanku tidur lelap dengan lembutnya. Pagi baru,
semangat baru, dan harapan baru terbuka kembali, memberi harapan untuk mengejar
mimpi kecilku. Ya, aku tidak lupa akan mimpi kecilku, mimpi menjadi seorang
dokter!
“Gantungkan cita - citamu setinggi langit!” Itulah
kalimat yang membuatku berani bercita - cita. Memang sederhana tapi mampu
membakar semangatku. Jarum jam terus bergerak, mengingatkanku bahwa waktu masih
berjalan. Akan terus ku kejar mimpi itu, tak peduli kemana saja asalkan mimpi
itu dapat ku raih. Setiap saat akan kugunakan untuk mimpi kecilku.
“KRRRRIIIIIIING!!! KRRRIIIING!!!! KRRIING!!” Bel
tanda masuk sekolah telah berbunyi. Inilah saatnya, kembali dalam proses meraih
mimpi. Namun, tak terkira, tiba - tiba wali kelasku masuk. Kemudian, ia
memanggil kami satu persatu untuk menanyakan tujuan kelas penjurusan. Kini
giliranku pun tiba, ia menanyakan hasil psikotest, nilai rapor, dan minat ku.
Karena nilai IPS ku lebih tinggi, maka ia menyarankan ku untuk berpikir ulang.
Namun, karena aku tetap yakin ia hanya bias menyarankanku untuk belajar lebih
giat lagi dalam pelajran IPA.
Kini waktunya pulang, seperti biasa aku pulang
sendri dengan menggunakan angkutan umum. Dalam perjalanan pulang aku memikirkan
perkataan wali kelas ku tadi. Kembali masuk dalam dunia khayalan yang indah.
Membayangkan aku dapt menjadi dokter yang sukses. Membantu menyelamatkan banyak
nyawa. Tapi kau tersadar, aku harus bangun khayalan dan mewujudkan mimpi
kecilku! Ya, inilah jalan yang harus kulalui setiap harinya untuk menuju rumah,
melihat beberapa pengemis yang mungkin adalah pernah terjangkit penyakit kusta.
Dan itulah salah satu alasannya! Alasan
kenapa aku memiliki mimpi ini.
Kini mereka kembali terlihat didepan mataku. Melihat
itu seperti api yang membakar semangat ku. Telah ku putuskan, aku akan tetap
mengejar mimpi kecilku. Mimpi yang memiliki arti besar untukku dan mungkin
untuk mereka. Namun, aku tahu, aku takkan mampu berjalan sendiri. Aku
membutuhkan Dia yang mahakuasa untuk campur tangan dalam rencanaku yang mungkin
juga merupakan rencana-Nya. Coba untuk membangun kembali semangat baru, dengan
doa, tekat, dan mimpi.Sekarang aku tersadar, tak peduli sebesar apa mimpi
itu. Semua orang punya mimpi yang harus dikejar dengan caranya sendiri. Begitu
juga denganku yang mengejar mimpi kecilku dengan cara sederhana ini. Ora et
labora belajar dan berdoa, sederhana tapi telah menunnjukkan semua. Berusaha
dan berdoa itulah cara mengejar mimpi yang mungkin terkadang terdengar sukar
diwujudkan tapi di tangan Tuhan semua dapat terjadi. Sekarang inilah saatnya membuktikan bahwa kita mampu, kita berusaha dan Tuhan pun turun membantu
perjuangan kita.
Hari demi hari telah berlalu, inilah ujung
keputusan dari segala usahaku dan rencana Tuhan. Pengambilan rapor pun tiba,
dan hasilnya pun keluar. “Aku berhasil! Ya, berhasil! Aku masuk kelas IPA!” Kegembiraan yang sangat
indah untuk waktu ini. Kini satu langkah telah terlewati dan akan muncul
langkah serta kerikil kecil yang menanti di depan sana. Namun, kuyakin, bersama
dengan-Nya semua dapat kulalui karena Ia sunguh baik dan tak pernah
meninggalkanku. Harapnku satu - satunya adalah berhasil meraih mimpi kecil yang
telah lama ku gantungkan dilangit tinggi.
No comments:
Post a Comment