Shoko Tendo dan putrinya |
Yakuza Moon,
Memoirs of a Gangster’s Daughter adalah sebuah buku yang ditulis oleh Shoko
Tendo, putri kandung seorang pemimpin Yakuza pada zamannya. Memiliki kekayaan
dan kekuasaan di beberapa daerah hingga mempunyai banyak aset bisnis.
Shoko Tendo menghabiskan masa remajanya dalam pergaulan dunia obat-obatan keras dan seks juga menaungi dirinya dengan jati diri ‘Gangster cilik’. Hidupnya telah dipenuhi oleh kekerasan, kecanduan narkoba dan pemerkosaan.
Shoko Tendo menghabiskan masa remajanya dalam pergaulan dunia obat-obatan keras dan seks juga menaungi dirinya dengan jati diri ‘Gangster cilik’. Hidupnya telah dipenuhi oleh kekerasan, kecanduan narkoba dan pemerkosaan.
Saat pembuatan buku tersebut (2004),
Shoko baru berusia 32 tahun, ia mengubah hidup di sekeliling sebelum menulis
biografinya, Yakuza Moon “Memoar Seorang Putri Gangster Jepang”, yang telah
terjual hampir 100.000 eksemplar saat itu. Buku ini menawarkan pemandangan
langka seorang wanita tentang perut kriminal Jepang, kejamnya dunia yang
dikuasai oleh para yakuza muda, banyak dari mereka yang tampaknya telah
mengalahkan jati diri aslinya.
Ia mengingat suatu peristiwa dari masa kecilnya, ketika seorang gangster muda datang ke rumah mereka dan menyerahkan potongan jarinya kepada ayahnya (suatu penebus kesalahan dalam adat Yakuza).
“Ibuku menutup mataku, namun aku masih dapat melihat cucuran darah dari tangannya”
“Ayahku saat itu marah besar dan memukul kepala lelaki itu”
“Katanya, ‘kenapa kamu memotong jarimu? Kamu membutuhkannya untuk bekerja’,”
Ia mengingat suatu peristiwa dari masa kecilnya, ketika seorang gangster muda datang ke rumah mereka dan menyerahkan potongan jarinya kepada ayahnya (suatu penebus kesalahan dalam adat Yakuza).
“Ibuku menutup mataku, namun aku masih dapat melihat cucuran darah dari tangannya”
“Ayahku saat itu marah besar dan memukul kepala lelaki itu”
“Katanya, ‘kenapa kamu memotong jarimu? Kamu membutuhkannya untuk bekerja’,”
Shoko Tendo |
Dari semua kejadian yang Shoko alami
telah meninggalkan bekas luka seperti patah tulang dan gigi, gendang telinga
berlubang, hernia, dan hepatitis, mungkin dampak dari penggunaan narkoba juga.
Operasi plastik telah membantu merekonstruksi wajahnya, namun kesehatannya
sangat rawan walau dia sudah mulai pulih dari berbagai operasi yang ia jalani.
Sepanjang masa kecilnya, Tendo mendengarkan cerita-cerita romantis tentang kehormatan yakuza dan perannya dalam masyarakat. Cerita-cerita tersebut merupakan pembelaan dari ayahnya, meskipun keterlibatannya dalam prostitusi, narkoba, penipuan real estate dan bahkan pembunuhan telah diketahui Shoko.
Sepanjang masa kecilnya, Tendo mendengarkan cerita-cerita romantis tentang kehormatan yakuza dan perannya dalam masyarakat. Cerita-cerita tersebut merupakan pembelaan dari ayahnya, meskipun keterlibatannya dalam prostitusi, narkoba, penipuan real estate dan bahkan pembunuhan telah diketahui Shoko.
Shoko
memiliki sebuah “keputusan yang mengubah hidup” untuk mendapatkan tatto agar
memberikan kekuatan mental dan kepercayaan diri untuk bangkit dari keterpurukan
kehidupan yang telah ia jalani selama ini. Tubuhnya sekarang menjadi kanvas,
beriak bertinta naga, bunga, Phoenix dan pelacur. Shoko tidak pernah menyesali
tattonya, walaupun harus tetap tertutup dalam penampilannya karena ia tinggal di Negara yang hidupnya
bersebrangan dengan ‘yakuza’. Tapi dia tetap berjuang untuk menjelaskan mengapa
ia akan memperdalam hubungan simboliknya dengan yakuza bahkan saat ia
memutuskan hubungan cintanya.
Shoko Tendo akan datang ke Jakarta
Shoko Tendo (45), akan ke Jakarta 28 Agustus 2013, sekaligus akan mempromosikan buku Yakuza nya yang terbaru.
"Buku baru saya akan terbit tahun ini belum tahu kapan. Buku non-fiksi tersebut bercerita mengenai kisah seorang anggota yakuza yang bekerja keras, berusaha mengabdi kepada oyabun (kepala kelompok yakuza), tetapi akhirnya dikeluarkan dan pada akhirnya bunuh diri. Rinciannya nanti baca saja bukunya deh kalau sudah keluar," paparnya sambil tersenyum.
Tendo yang terkenal dengan bukunya "Yakuza na Tsuki" diterbitkan pertama kali oleh Bungeisa tahun
Shoko Tendo (45), akan ke Jakarta 28 Agustus 2013, sekaligus akan mempromosikan buku Yakuza nya yang terbaru.
"Buku baru saya akan terbit tahun ini belum tahu kapan. Buku non-fiksi tersebut bercerita mengenai kisah seorang anggota yakuza yang bekerja keras, berusaha mengabdi kepada oyabun (kepala kelompok yakuza), tetapi akhirnya dikeluarkan dan pada akhirnya bunuh diri. Rinciannya nanti baca saja bukunya deh kalau sudah keluar," paparnya sambil tersenyum.
Tendo yang terkenal dengan bukunya "Yakuza na Tsuki" diterbitkan pertama kali oleh Bungeisa tahun
2004 lalu oleh Gentosha tahun 2006 lalu oleh Kodansha International dalam bahasa Inggris bernama Yakuza Moon, sudah diterbitkan dalam 16 bahasa, termasuk bahasa Indonesia. Lalu bahasa Taiwan, Hungaria, Jerman, Brazil, Cekoslovakia, Slovenia, Bulgaria, Belanda, Itali, Polandia, Thai, Turki, Vietnam. Lithuania, dan bahasa Romania.
Shoko Tendo pernah diperkosa
Bukunya berkisah mengenai pengalaman hidupnya sebagai anak bos yakuza Jepang, pernah kecanduan, diperkosa, dan segala macam kekerasan di lingkungan yakuza yang dialaminya sendiri, sampai kepada tato yang dia inginkan sendiri.
"Banyak sekali tanggapan yang datang dari pembaca kepada saya beraneka ragam. Ada juga yang aneh, minta dikimpoii, akan menjaga saya dengan baik dan sebagainya. Tentu yang aneh-aneh seperti itu tidak akan saya layani," tambahnya.
Putrinya satu orang bernama K (Red.: sengaja tidak ditulis nama lengkapnya), kini berusia delapan tahun.
"Syukurlah tak ada masalah dengan pendidikan anak saya. Bahkan orangtua teman-temannya malahan ingin baca buku saya, ingin tahu lebih banyak mengenai saya karena saya ber tato seluruh badan, mendukung saya dan keluarga," jelasnya lagi.
Mudah-mudahan saja, putri anak bos yakuza (almarhum) ini dapat hadir ke tengah kota Jakarta akhir Agustus mendatang. Banyak sekali hal menarik dari Tendo
No comments:
Post a Comment