Thursday, May 9, 2013

Dosis Tepat Kafein dapat Memperkuat Ingatan

Kandungan kafein dalam dosis yang kecil ternyata mampu meningkatkan kecepatan dan akurasi dalam menghafal kata-kata berkonotasi positif. Demikian hasil penelitian Ruhr University, Jerman, yang dipublikasi dalam jurnal PLOS ONE, baru-baru ini.

Dalam penelitian itu diketahui bahwa mengonsumsi 200 miligram kafein atau setara dengan dua sampai tiga cangkir kopi pada 30 menit sebelum bertugas dapat meningkatkan rekognisi terhadap kata-kata berasosiasi positif. Namun, hal itu tidak berpengaruh terhadap kata-kata beremosi netral atau negatif.

Para peneliti menjelaskan efek kafein tersebut ditimbulkan sifat dopaminergic yang kuat pada bagian otak yang dominan mengolah bahasa
ge:AR-SA'>Peneliti tengah mempelajari sejenis gel yang dapat membantu penyembuhan otak dari cedera traumatis. Cedera traumatis kepala bisa terjadi akibat benturan, kecelakaan kendaraan, terjatuh, dan luka tembak. Pengembangan gel dilakukan Dr Ning Zhang dari Clemson University, South Carolina, Amerika Serikat. Gel itu disuntikkan ke titik cedera dan merangsang pertumbuhan sel-sel induk (punca) yang ada di otak.

Cedera kepala sebenarnya sangat sulit diperbaiki. Pembengkakan pada jaringan yang cedera dapat menyebabkan kerusakan tambahan pada sel lainnya. Selama ini pengobatan cedera kepala terbatas untuk menghambat kerusakan sekunder yang lebih parah, seperti menurunkan suhu atau menghilangkan tekanan di titik cedera. Namun, pengobatan seperti itu sangat tidak efektif.

Perkembangan berikutnya, para peneliti mempertimbangkan untuk melakukan pencangkokan sel otak donor ke bagian yang cedera untuk memperbaiki jaringan yang rusak. Hasil yang didapat dari metode itu sangat terbatas pada pengobatan cedera otak. Sel otak donor sering gagal tumbuh atau menstimulasi perbaikan di titik cedera. Hal itu diperkirakan akibat peradangan jaringan parut.

Gel hasil pengembangan Dr Zhang itu dapat diisi dengan berbagai zat kimia untuk menstimulasi variasi proses biologi di titik cedera. Dalam penelitian yang dilakukan pada tikus, Dr Zhang berhasil menggunakan gel itu untuk membangun kembali suplai darah di titik cedera pada otak tikus. Gel membentuk sebuah lingkungan yang lebih baik untuk donor sel.

Guna mengembangkan penelitian itu, Dr Zhang mencampurkan gel dengan sel induk (punca) serta bahan kimia yang dibutuhkan dalam perkembangan sel-sel otak dewasa. Penelitian itu menggunakan beberapa tikus yang mengalami cedera otak. Tikus lalu diobati dengan campuran bahan kimia tersebut selama 8 minggu. Hasilnya, tikus-tikus itu menunjukkan kesembuhan yang signifikan.

Gel baru itu dapat mengobati pasien di berbagai tahapan setelah cedera dan diharapkan siap diuji coba pada manusia sekitar 3 tahun ke depan.

No comments:

Post a Comment