Kandungan kafein dalam
dosis yang kecil ternyata mampu meningkatkan kecepatan dan akurasi dalam
menghafal kata-kata berkonotasi positif. Demikian hasil penelitian Ruhr
University, Jerman, yang dipublikasi dalam jurnal PLOS ONE, baru-baru ini.
Dalam penelitian itu diketahui bahwa mengonsumsi 200 miligram kafein atau
setara dengan dua sampai tiga cangkir kopi pada 30 menit sebelum bertugas dapat
meningkatkan rekognisi terhadap kata-kata berasosiasi positif. Namun, hal itu
tidak berpengaruh terhadap kata-kata beremosi netral atau negatif.
Para peneliti menjelaskan efek kafein tersebut ditimbulkan sifat dopaminergic
yang kuat pada bagian otak yang dominan mengolah bahasa
ge:AR-SA'>Peneliti
tengah mempelajari sejenis gel yang dapat membantu penyembuhan otak dari cedera
traumatis. Cedera traumatis kepala bisa terjadi akibat benturan, kecelakaan
kendaraan, terjatuh, dan luka tembak. Pengembangan gel dilakukan Dr Ning Zhang
dari Clemson University, South Carolina, Amerika Serikat. Gel itu disuntikkan
ke titik cedera dan merangsang pertumbuhan sel-sel induk (punca) yang ada di
otak.
Cedera kepala sebenarnya sangat sulit diperbaiki. Pembengkakan pada jaringan
yang cedera dapat menyebabkan kerusakan tambahan pada sel lainnya. Selama ini
pengobatan cedera kepala terbatas untuk menghambat kerusakan sekunder yang
lebih parah, seperti menurunkan suhu atau menghilangkan tekanan di titik
cedera. Namun, pengobatan seperti itu sangat tidak efektif.
Perkembangan berikutnya, para peneliti mempertimbangkan untuk melakukan
pencangkokan sel otak donor ke bagian yang cedera untuk memperbaiki jaringan
yang rusak. Hasil yang didapat dari metode itu sangat terbatas pada pengobatan
cedera otak. Sel otak donor sering gagal tumbuh atau menstimulasi perbaikan di
titik cedera. Hal itu diperkirakan akibat peradangan jaringan parut.
Gel hasil pengembangan Dr Zhang itu dapat diisi dengan berbagai zat kimia untuk
menstimulasi variasi proses biologi di titik cedera. Dalam penelitian yang dilakukan
pada tikus, Dr Zhang berhasil menggunakan gel itu untuk membangun kembali
suplai darah di titik cedera pada otak tikus. Gel membentuk sebuah lingkungan
yang lebih baik untuk donor sel.
Guna mengembangkan penelitian itu, Dr Zhang mencampurkan gel dengan sel induk
(punca) serta bahan kimia yang dibutuhkan dalam perkembangan sel-sel otak
dewasa. Penelitian itu menggunakan beberapa tikus yang mengalami cedera otak.
Tikus lalu diobati dengan campuran bahan kimia tersebut selama 8 minggu.
Hasilnya, tikus-tikus itu menunjukkan kesembuhan yang signifikan.
Gel baru itu dapat mengobati pasien di berbagai tahapan setelah cedera dan
diharapkan siap diuji coba pada manusia sekitar 3 tahun ke depan.
No comments:
Post a Comment