Pernah mengalami gusi berdarah saat sikat gigi? Meski kesannya sepele, jangan diabaikan. Bisa jadi, itu tanda awal adanya gangguan gusi.
Hal itu dikatakan dokter gigi spesialis periodonsia Dedy Yudha Rismanto dalam diskusi kesehatan yang diadakan oleh perusahaan farmasi Glaxo Smith Kline di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Ia menjelaskan, selain memiliki fungsi estetika, gusi juga memiliki fungsi proteksi. Yaitu melindungi daerah akar gigi.
Akar gigi terletak di bawah mahkota gigi (bagian gigi yang terlihat dari luar). Wilayah akar gigi harus selalu steril. Bakteri-bakteri yang banyak terdapat di rongga mulut tidak boleh masuk ke wilayah tersebut.
Pasalnya, akar gigi memiliki rongga berisi serabut saraf dan pembuluh darah. Bila bakteri sampai masuk ke wilayah akar gigi lalu sampai ke pembuluh darah, bakteri bisa terbawa aliran darah.
Dengan melewati vena, bakteri bisa tersangkut di organ-organ penting dan menimbulkan infeksi. Infeksi organ tubuh karena bakteri yang berasal dari mulut disebut infeksi fokal.
"Kasus yang paling sering, bakteri dari gigi nyangkut di katup jantung, menginfeksi, dan merusak katup jantung. Selain itu, bakteri juga bisa menimbulkan infeksi di ginjal dan di otak menyebabkan meningitis," jelas Yudha.
Karena itulah, merawat gusi sama pentingnya dengan merawat gigi. Gusi yang terawat akan melindungi daerah akar gigi tetap steril.
Cara merawat gusi sama dengan cara merawat gigi. Yakni menjaga kebersihan gigi. Sebab, masalah gusi juga bersumber dari aktifitas bakteri pada plak gigi.
Plak adalah lapisan tipis yang terbentuk dari campuran air liur dengan koloni bakteri di mulut serta sisa-sisa makanan. Plak secara alami senantiasa ada di mulut.
Koloni bakteri hidup dari sisa makanan pada plak. Ibarat manusia, koloni bakteri itu memakan sisa makanan tersebut, mencernanya, lalu mengeluarkan sisa metabolismenya. Aktifitas tersebut menghasilkan zat-zat asam yang merusak mineral gigi.
Plak paling mudah menempel pada perbatasan antara mahkota gigi dengan gusi. Tidak mengherankan, kerusakan gigi sering berawal di daerah tersebut.
Bakteri menggerogoti gigi di area tersebut hingga terbentuk semacam parit yang makin memudahkan plak menempel dan menumpuk.
Keberadaan tumpukan plak tersebut akan memicu reaksi pertahanan pada gusi. Reaksi itu muncul dalam bentuk peradangan gusi yang menandakan sistem kekebalan tubuh sedang berupaya melawan invasi bakteri agar tidak sampai masuk ke daerah akar gigi.
"Saat itulah gusi mudah berdarah. Tidak hanya saat menyikat gigi, darah dari gusi bisa saja keluar begitu saja," kata Yudha.
Gusi berdarah seharusnya disadari sebagai tanda ada problem pada gigi dan gusi. Namun karena tidak menimbulkan nyeri, hanya terjadi sesaat dan darah yang keluar mudah dihilangkan dengan berkumur, banyak orang mengabaikan tanda itu.
Ketika diabaikan, aktivitas bakteri akan berlanjut hingga menginfeksi daerah akar gigi. Kondisi yang demikian, selain bisa menimbulkan infeksi fokal juga menyebabkan rusaknya jaringan penyangga gigi (periodontal), menimbulkan apa yang disebut periodontitis.
"Periodontitis membuat seseorang mudah kehilangan gigi. Gigi bisa tanggal tiba-tiba," ujar Yudha
No comments:
Post a Comment