Hari - hari itu mengalir begitu saja. Ya itulah rencana
Tuhan tak bisa ditebak dan dimengerti begitu saja. Meski terkadang
menyisakan rasa sesal yang memilukan. Terkadang ingin rasanya aku memutar dan
menghentikan waktu pada detik - detik itu bahkan aku ingin memperbaikinya,
namun apa daya itu semua hanya angan belaka yang takkan mungkin terjadi. Dan
inilah akhirnya, kini aku menjadi sampah yang kamu lempar ditengah jalan tanpa
mempertanggungjawabkan akibatnya.
Sampah ini berteriak “Tolong!!!! Daur ulang aku!!! Benaki
aku, agar aku menjadi benda berguna.” Tapi apa daya, ya aku hanyalah seonggok
sampah yang tak berharga dimatamu. Kamu tak mengerti rasa sakit yang aku
rasakan. Rasanya diinjak, dilemar, dilindas, dan tak dihargai. Kini bukan hanya
aku yang merasakan sakit ini, tapi juga bumi! Tampat dimana kamu menikmati
teknologi. Kamu tidak memikirkan kami, yang kamu pikirkan hanyalah kesenangan
mu saja. Bagaimana dengan kami??? Kami terus berusaha menyelamatkan kamu dan
teman - teman mu, tapi inikah pembalasan mu??? Kami tidak bisa lagi membantu
kalian.
Sadarlah!!! Sebelum semuanya terlambat. Kami ingin membantu
kalian tapi apa yang bisa kami perbuat jika bukan kalian yang memulainya.Mari
kita bangun relasi yang baik untuk saling menyelamatkan dan untuk anak cucu
kalian
No comments:
Post a Comment